Minggu, 11 Maret 2012

Interview with the apes T.T #bag2

Gue cuma beli roti buat ganjel perut di salah satu swalayan yang nggak jauh dari kantor bank bersama Randi -temen gue semasa KKN yang juga di panggil interview-, selain karena waktunya mepet, juga supaya kemeja putih yang gue pake nggak kotor dan biar mulut nggak bau sewaktu di wawancara….#alasanklasikpadahalnggakpunyaduitbuatbelinasi

Gue dan Randi makan secepat mungkin dan langsung ngambil motor di tempat parkir swalayan untuk balik lagi ke kantor bank. Sewaktu gue baru nge starter motor, TIBA-TIBA SAJA HUJAN SODARA-SODARA… Gue dan Randi mencoba untuk tidak panik dan kembali ke emperan swalayan buat nunggu hujan berhenti. 10 menit,20 menit,30 menit,40,50 menit bukannya malah berhenti malah tambah deras.


Jam di layar hp gue udah menunjukkan jam 1.40. Udah terlambat 40 menit dari waktu yang ditentukan. Gue harus ambil keputusan, dan keputusan itu adalah : GUE HARUS SEGERA PERGI KE KANTOR BANK WALAU BASAH-BASAHAN. Sementara keputusan Randi adalah menunggu. Maka jadilah adegan dramatis kejar-kejaran di tengah hujan deras.

Dengan penampilan yang boleh dibilang tragis akhirnya gue sampai di pintu kantor bank dan disambut kembali dengan tatapan jengkel satpam yang pake arloji mengkilap.

      Satpam : Apa susahnya on time???pagi nggak on time siang nggak on time…

      Gue : Aku nggak punya paayyyuuungggggg…


Tiba-tiba sule datang. Gue pun masuk kedalam meninggalkan satpam dan sule yang lagi ngobrol. Oke yang barusan hanya bagian dari imajinasi gue aja…

Gue masuk ke dalam dengan wajah kusam, penampilan yang acak-acakan, dan dengan baju yang basah. Untunglah masih ada sekitar enam orang lagi yang akan di wawancara sebelum gue. Jadinya gue masih punya waktu buat ngeringin baju di bawah AC (jangan ditiru jika mempunyai fisik lemah…sumpah dingin banget). Sementara gue ngeringin baju di bawah AC, Randi datang dengan penampilan rapi tanpa cela. Hujannya sudah berhenti…T.T.

Jam 3.30. Akhirnya tiba juga waktunya gue untuk di wawancara….JREEENGGG…JREEEENGGG. Gue masuk ke dalam ruangan interview dengan percaya diri. Pewawancaranya  adalah seorang bapak-bapak berwajah tenang, berwibawa, dan keliatan udah banyak makan asam garam di kantin ibu Pop, eh maksudnya dalam dunia perbankan. Beliau memperkenalkan diri sebagai branch manager bank tersebut.

     Pak Manager : Bapak kamu penjual konro yah??

     Gue : Kok tahu?

     Pak Manager : Karena wajahmu hitam dan berminyak..
     Gue : @#$$%&*@!!!

 
Kira-kira begitulah rangkuman pembicaraan gue dengan si manager  yang berlangsung kurang lebih 20 menitan. Intinya sih gue bisa menjawab pertanyaan beliau dengan yakin dan percaya diri. Fuhh…akhirnya selesai…gue bisa bernapas lega. Gue ngeliat jam di layar hape yang sudah menunjukkan pukul 4.00… ASTAGA TEST DI BANK SYARI’AH YANG JAM 3 !!!!


Gue sebenarnya udah putus asa mengingat waktu testnya udah lewat sejam lebih dan juga stamina serta konsentrasi gue yang udah menurun drastis. Tapi tiba-tiba gue teringat kata-kata Amaludin, temen gue di kampus. Katanya kalo kita bekerja di bank yang berbasis syari’ah kita bakal di jamin masuk surga. Gue sih nggak percaya begitu aja, tapi setidaknya semangat gue terlecut lagi gara-gara kata-kata super canggih dari Amal tersebut. @,@... Guepun langsung ngegas motor gue ke kantor bank syari’ah.

Gue nyampe disana jam 4.30 dan kembali (lagi) di sambut oleh satpam dengan  tatapan yang kurang lebih sama dengan satpam di bank sebelumnya. Sebenarnya gue sudah nggak diperbolehkan ikut test lagi, tapi setelah gue memohon dengan tampang memelas, menjelaskan ini itu, nangis-nangis, guling-guling, dan meronta-ronta akhirnya gue di perbolehkan juga untuk mengikuti test dengan syarat gue nggak akan dikasih perpanjangan waktu.

Kali ini test yang gue hadapi adalah test tertulis menyangkut pengetahuan umum, bahasa inggris, matematika, dan agama. Dan seperti yang telah kita ketahui bersama dengan kondisi dan konsentrasi gue yang udah nggak prima lagi akibat ujan-ujanan di tambah lagi waktunya yang udah benar-benar mepet nggak mungkin gue bisa menjawab soal-soal tersebut dengan baik. Akhirnya gue memutuskan buat asal tembak aja, kali aja ada yang kena. Gue minta maaf bila ada tembakan gue yang meleset dan membunuh jawaban yang tidak bersalah.

Jam 5.30 lembar jawaban di kumpul. Gue merenungi nasib jawaban yang gue tembak secara membabi buta tersebut. Mudah-mudahan dia tenang di alam sana.

Sebelum maghrib akhirnya gue pulang kerumah dengan perasaan gundah. Gue kembali merenung dengan apa yang terjadi sama gue seharian ini. Bayangkan, tiga kali terlambat dalam sehari. Dan itu bukan disebabkan oleh keteledoran gue tapi disebabkan oleh celana robek, hujan, dan wawancara yang terlalu lama. Gue memacu motor dengan pelan. Di tengah jalan hujan kembali turun menyapa gue….T.T.

Persiapan yang matang tidak menjamin rencana anda akan berjalan dengan sempurna…selalu saja ada faktor X berwujud celana robek, hujan, dll yang akan mengganggu rencana anda… Banyak-banyaklah berdoa….


Setiawanwanwan, korban keadaan.
 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar